Sebenernya ini cerita yang sudah lama bgt,, sudah setahun yang lalu.. tapi untuk berbagi pengalaman mungkin bisa dibagikan ke teman2 semua :)
Ini cerita mengenai kadar bilirubin bayi kami setelah lahir..
Dua hari setelah melahirkan saya telah diizinkan oleh dokter kandungan untuk pulang ke rumah dari RS,, tentu senang dong.. dan kamipun sudah siap2 untuk pulang.. saat itu bayi kami sedang dibawa ke ruang perwatan bayi untuk diperiksa oleh dokter anak..
Tapi ternyata dokter anak mengatakan bahwa kadar bilirubin bayi kami tinggi (saat itu sekitar 20 mg/dL kadar bilirubinnya) sehingga perlu diberikan fototerapi dengan bluelight di ruang Perina. Itu rasanya sedih sekali lo,, ga berenti2 nangis saat itu :'(
Tapi ternyata dokter anak mengatakan bahwa kadar bilirubin bayi kami tinggi (saat itu sekitar 20 mg/dL kadar bilirubinnya) sehingga perlu diberikan fototerapi dengan bluelight di ruang Perina. Itu rasanya sedih sekali lo,, ga berenti2 nangis saat itu :'(
Kebayang kan bayi kecil yang baru keluar dari perut ibunya, harus terpisah tempat tidur..
Berhubung waktu itu masih awam dan ga ngerti banget ya.. akhirnya nyerah dan pasrah aja bayi kami masuk Perina dan dilakukan fototerapi.
Penyinaran dengan bluelight pada bayi hanya boleh dilakukan 3x24 jam, dan apabila kadar bilirubin tidak turun2 maka bayi harus melakukan penyinaran kembali setelah satu hari diistirahatkan dari penyinaran.
Bayi kami mendapatkan penyinaran selama 3x24 jam, dan kami tetap menginap di RS selama bayi kami masuk Perina. selama itu saya selalu dan tak henti2nya pumping supaya mendapat pasokan ASI yang banyak untuk bayi kami,, waktu itu dapat ASI 20 ml saja sangat senang sekali..
Ternyata fototerapi itu malah membuat fisiologis si ibu semakin down pasca melahirkan,, karena bayi yang diberikan sinar bluelight pasti kepanasan dan membutuhkan cairan yg lebih dibandingkan pada saat normal kan,, padahal saat itu si ibu sedang down, stres, atau mungkin kelelehan, hal itu membuat ASI yang dikeluarkan akan berkurang pastinya.
Hampir satu jam sekali suster dari Perina memanggil ke kamar karena bayi kami menangis kehausan,, dan saat itu pun saya langsung ke Perina,, padahal Perina berada satu lantai dibawah kamar kami.. Rasanya lelah, stres, down, luka pasca jahitan melahirkan, sampai2 ada suatu malam saya sudah kelelahan bulak-balik ruang Perina mengharuskan menggunakan kursi roda.
Pada malam ketiga di perina, bayi kami tak henti2nya menangis kehausan dan saya sudah sangat stres saat itu, saya tau suami dan ibu saya pun mungkin sangat kelelahan sampai2 mereka tertidur di ruang tunggu Perina. Saat bayi menangis kencang seperti itu,, kondisi fisik saya yg lemah, ASI saya yang tidak keluar karena kelelahan dan stres membuat kami semakin panik. dan akhirnya saya menyerah,, saya bilang ke suami untuk mengikhlaskan anak saya minum susu formula sembari saya memompa dan beristirahat untuk memulihkan kondisi tubuh saya.. Dan kamipun menandatangani surat persetujuan pemberian susu formula,, saat itu bayi kami hanya meminum susu formula sekitar 120 ml selama di Perina.
Setelah tiga malam dilakukan penyinaran bluelight, kadar bilirubin bayi kami sudah cukup normal (kadar bilirubin 12 mg/dL), dan kami pun bisa membawanya ke rumah. sebenarnya saat itu dokter menyarankan kami untuk kembali besok dan melakukan penyinaran lg, tapi kami bertekad tidak akan membawanya kembali untuk di fototerapi. hehe..
Maka terapi manual yang saya lakukan dirumah adalah:
- selalu mejemur bayi saya pada pagi hari sebelum jam 09.00 WIB setiap harinya sampai usianya 40 hari *jangan lupa matanya ditutup
- menyusui langsung dan kapanpun bayi mau sesering mungkin
- menghindari bebauan seperti pewangi baju, pewangi ruangan, bedak, minyak wangi, dll.
foto waktu di Perina dengan fototerapi bluelight
untuk mengetahui penyebab kadar bilirubin tinggi bisa dibaca artikel dibawah ini:
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Bayi/Gizi+dan+Kesehatan/penyebab.bilirubin.tinggi/001/001/1880/14/1
http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/413-penyakit-bayi-kuning.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar