Jumat, 22 Mei 2015

Say NO to BUBUR BAYI INSTAN!!!!

Tanpa bermaksud frontal ke merk2 dagang bubur2 instan diluar sana lo iniii :)
Saya hanya mengingatkan diri sendiri dan sekalangan temen2 yang peduli dengan sistem pencernaan bayi2 kecilnya *halah apalah ini :D

Dari pertama kali bayi kecil saya MPASI tidak ada sedikitpun niatan yg terbersit dalam pikiran saya akan kasih bubur instan dengan merk A, merk B, merk C, dan lain lainnya.. Kenapa??

1. Karena saya ngebayangin diri saya sendiri kalau misalnya tiap hari dikasih n makan mie instan, bubur instan, atau apapun yg instan2 walaupun divariasi rasa dengan berbagai jenis, pasti akan mabok juga kan. Nah begitu juga yang saya rasakan kalau misalnya bayi saya tiap hari akan saya beri bubur instan dengan berbagai varian rasa, tentu dia akan ikut mabok juga :D

2. Saya yakin pasti bubur instan tersebut akan diberi pengawet dalam komposisinya, jadi saya ga mau pencernaan bayi saya yang masih murni tersebut harus secepat itu terkontaminasi oleh bahan2 pengawet yg terkandung didalam bubur instan tersebut.

3. Walaupun bubur bayi instan tersebut katanya kaya kandungan gizi A, B, C, dll saya yakin bubur bayi yang saya buat dengan tangan saya sendiri memiliki kandungan gizi yang lebih kaya, dan tentunya fresh,, ditambah ada CINTA didalamnya yang tentunya akan menambah rasa bubur tersebut :)

4. Bayi saya tentu akan lebih tahu rasa asli bahan-bahan makanan didalam bubur yang saya buat

5. Saya rasa kenaikan tekstur bayi kalau terus2an dikasih bubur instan akan lebih lambat naiknya. Saya punya teman yg anaknya ga naik2 tekstur alias makan bubur terus sampai umur 3  tahunan gitu. Tentu itu akan merepotkan kita bukan, yang harusnya kalo traveling udah ga usah bawa gembolan apa2 ini masih harus nyiapin bubur dll.. ALhamdulillah bayi saya dapat naik tektur sesuai dengan umurnya, dan umur 1 tahun sudah bisa makan makanan keluarga.

Bukankah awalnya bubur instan tersebut diciptakan untuk memfasilitasi saat2 terjadi bencana alam, daerah yang terisolir, dan pada saat2 darurat. Jadi untuk kita yang masih ada tukang sayur lewat tiap hari, masih deket sama pasar atau swalayan, masih punya kulkas buat nyetok makanan2 kalu misalnya kerja,, ayo ayoo kita masak makanan buat bayi kita, karena masak makanan bayi itu ga sesulit bikin rendang padang :D

Demikian celotehan dari saya, semoga membuka pikiran ibu2 yang mulai terbersit akan kasih bubur instan untuk bayinya..

Salam MPASI homemade :)))

Senin, 18 Mei 2015

MEMBAWA AIR SUSU IBU PERAH (ASIP) DARI LUAR NEGERI

Sudah enam bulan berlalu, tapi semoga ga basi ya materinya :)

Bulan November 2014 lalu, saya dinas keluar negeri tepatnya ke  Phillipina selama lima hari enam malam. berhubung ini dinas keluar negara jadi bayi saya yang saat itu berusia 9 bulan dengan sangat terpaksa tidak saya bawa. untuk apa saja yang harus dipersiapkan selama meninggalkan bayi saya dan persiapan keberangkatan sudah saya posting sebelumnya ya :)
http://alchemiputrijk.blogspot.com/2015/04/tips-meninggalkan-bayi-asi-dirumah.html

Perjalanan saya sampai ke hotel dari rumah berkisar antara 15 jam, karena saya dari palembang menuju jakarta terlebih dahulu sebelum dilanjutkan terbang ke Phillipina.. Selama 15 jam tersebut tentu saja saya harus melakukan ritual pumping. Perlengkapan yang saya bawa diluar hanya coolerbag, collerbox saya masukkan ke dalam koper saat berangkat. Didalam coolerbag saya membawa icegel sebanyak 4 buah, dan coolerbag tersebut sudah saya alasi kertas koran (dari yang saya baca bisa menahan dingin lebih lama).

Dari Palembang menuju Jakarta saya sengaja mengambil pesawat menjelang malam alias jam 6 sore, karena semakin lama saya berangkat waktu saya bersama bayi saya lebih lama. Saya sengaja mengambil pesawat Garuda Indonesia yang jarang kena delay, supaya tidak cemas ketinggalan pesawat Jakarta - Phillipina. Pesawat dari jakarta menuju phillipina jam 00 malam menggunakan Phillipines Airlines. Pada saat menunggu waktu check in pesawat Phillipines airlines saya mencoba pumping di nursery room, saat itu ASIP hasil pumping saya masukkan ke dalam coolerbag yang saya bawa ke dalam kabin.

Saat masuk ke security check kedua  bandara Soeta sempat ditanya bawa cairan apa? dan saya bilang itu ASI, petugaspun mengerti. tetapi sebelumnya saya sudah menyiapkan dokumen surat izin membawa ASIP dari Transportation Security Administration (TSA), surat keterangan menyusui dari dokter anak, dan peraturan2 membawa ASIP pada penerbangan (karena ini keluar negeri, tentu saya bawa berbahasa inggris ya :)

Ketika sampai di bandara Phillipines ternyata tidak ada security check disana, kita hanya dilakukan pengecekan passport, setelah itu ambil bagasi dan keluar, jadi aman :)

Penerbangan Jakarta - Phillipines membawa ASIP aman,, bagaimana dengan penerbangan pulang?? hehee...

agar ibu lebih tenang ada baiknya mencari hotel dengan fasilitas refrigerator atau chiller di dalam kamar atau minimal dapur hotel bersedia dititipin ASIP. Bagaimana dengan sayaa??

Saat itu, hotel dicarikan oleh pihak kantor via online, saya coba menghubungi hotel ketika masih di Indonesia tetapi tidak bisa, jadi saya hanya pasrah. tetapi saya sudah menyiapkan wadah2 untuk nantinya bisa menitipkan ASIP ke kulkas dapur hotel.. Box plastik bertuliskan "BREASTMILK, KEEP FREEZE!!!, nama, dan nomor kamar". Saya menginap di Las Palmas hotel, Manila City dan alhamdulillah didalam kamar terdapat kulkas satu pintu dengan freezer yang dingin, sehingga icegel dan icepack bisa beku dengan sempurna :)

Bagaimana dengan kegiatan memompa saya selama disana??
kegiatan memompa saya disana tidak rutin, karena acara konferensi bukan di hotel saya walaupun jaraknya agak dekat, tetapi waktu konferensi yang padat membuat saya hanya pumping saat pagi sebelum berangkat, siang saat istirahat shalat, sore saat pulang acara, dan malam sebelum tidur. Pernah sehari kami fieldtrip dari pagi sampai malam dan saya tidak pumping, rasanya seperti mau pecah. hehee... karena saya tidak nyaman pumping di toilet dan juga disana susah mencari mushola (bahkan ga ada, hehee) jadi ritual pumping hanya saya lakukan di kamar hotel saja..

Karena saya yang malas2an pumping, saat itu saya hanya membawa sekitar 20 kantong plastik ASIP berukuran 100 ml.

Bagaimana cara membawanya??
Waktu akan pulang hotel saya harus check out jam 12 siang, sedangkan penerbangan pulang jam 6 sore. Alhamdulillah senior di kantor belum pulang, sehingga saya menitipkan ASIP beserta barang2 saya ke kamar beliau bahkan ke kulkasnya. heheh dan saya bisa bebas jalan2 tanpa membawa2 gembolan barang. hehee... tetapi sebelum semua itu dititipkan saya sudah bungkus semuanya dengan rapi, sehingga saat akan ke bandara sore hari tinggal bawa.

Karena saat itu saya buru2, jadi tidak sempat memfoto step by step cara membungkus ASIP, huhu.. semoga dengan penjelasan kalimat bisa mudah dimengerti :)
1.ASIP hasil pumping saya masukkan ke dalam kantong plastik ASIP karena saya di Phillipina hanya 6 hari jadi tidak ada yg saya bekukan, hanya saya masukkan dalam chiller saja, ASIp dalam kantong plastik tsb saya bungkus dengan aluminium foil yang sudah saya bawa sebelumnya dari Palembang. berdasarkan informasi yg saya baca, aluminium foil bisa membuat dingin lebih lama.

2. Coller box dan cooler bag saya lapisi dengan koran pada setiap bagian sisinya, agar daya dingin didalamnya bisa lebih lama (korannya sudah saya bawa dari palembang)

3. ASIP, ice gel, dan icepack saya masukkan kedalam cooler box dan cooler bag, kemudian bagian atasnya saya tutup kembali dengan kertas koran.

4. pada bagian luar cooler box saya lakban agar kuat kemudian saya beri plastik wraping hingga semuanya tertutup rapi (lakban dan plastik wraping saya bawa dari Palembang)

5. Setelah semuanya rapi kemudian saya tempel kalimat "BREASTMILK, KEEP IT FROZEN!!, nama, tujuan, dan no HP" dan itu saya beri lakban.

6. Untuk cooler box saya  masukkan dalam bagasi, dan coolerbag saya bawa kedalam kabin, karena saya berencana akan memompa selama perjalanan dan transit.

Perjalanan saat check in di Phillipina alhamdulillah tanpa hambatan dan ASIP yang dibawa lancar2 saja.. Saya mengeluarkan ASIp dari kulkas di Phillipina pada jam 5 sore, dan sampai di rumah Palembang jam 8 pagi. Bagaimana dengan ASIP2 saya?? alhamdulillah ASIP masih dingin dan aman,, karena di pesawat suhu udara dingin, dan suhu di bagasi lebih dingin dibanding di kabin. Hanya cooler box saya saja yg gantungannya patah :'( tapi tak masalah, yg penting ASIP aman, hihi...

Ini foto ASIP yang berhasil saya bawa ke Indonesia dari Phillipina :)


Sekian informasi membawa ASIP dari luar negeri,, semoga bermanfaat :)