Siapa sih yang ga akan shock, stress, kaget, dan campur aduk perasaannya, saat baru melahirkan, kemudian anak masuk PERINA karena bilirubin tinggi, kemudian bilirubin tersebut ga turun2, dan diduga ada yg aneh dengan jantungnya saat distetoskop oleh dokter anaknya :'(
iya ITU SAYA...
Saya mengalami perasaan yang campur aduk saat itu, dimana kondisi saya belum pulih pasca melahirkan dan anak kami divonis mengalami Ventricular Seftal Defect (VSD).
Kejadiannya bermula saat anak kami di PERINA karena bilirubin tinggi dan ditangani oleh dr. Elvietha Alamanda, SpA. dokter Elvietha merasa ada yang aneh dengan detak jantungnya saat distetoskop dan saat itu dokter meminta kami untuk melakukan tes ecocardiografi (USG jantung) pada anak kami dan ditangani oleh dokter spesialis jantung anak dr. Ria Nova SpA (K).
Dan benar saja saat itu dokter Ria Nova mengatakan anak kami mengalami VSD dengan lubang sekitar 3 mm. Saat itu tidak ada tindakan apa2, dokter mengatakan setiap bulan akan di kontrol dan saat usia 3 bulan akan dilakukan test Ecocardiografi lagi. Anak baru lahir masih akan terus berkembang, sehingga diharapkan lubang pada bilik jantungnya tersebut akan sendirinya menutup. selain itu, selama pertumbuhan anak bagus, tidak bermasalah dengan pernafasannya, lingkar kepala normal, maka tidak perlu cemas.
Sekilas tentang VSD.....
Ventracular Septal Defect (VSD) merupakan salah satu penyakit jantung
bawaan. Penyakit jantung bawaan adalah penyakit jantung yang dibawa
sejak lahir akibat pembentukan jantung yang tidak sempurna pada masa
janin dalam kandungan. Dilaporkan angka kejadiannya sekitar 8 – 10 bayi dari 1000
kelahiran hidup. VSD merupakan kelainan jantung yang diakibatkan adanya lubang pada sekat
antarbilik jantung. Kondisi ini mengakibatkan kebocoran aliran darah
pada bilik kiri dan kanan jantung. Kebocoran yang terjadi mengakibatkan
sebagian darah kaya oksigen kembali ke paru-paru. Akibatnya, darah
rendah oksigen terhalang masuk ke paru-paru. Lubang kecil pada penderita
VSD tidak menimbulkan masalah yang berarti pada anak, tapi lubang yang
besar dapat mengakibatkan bayi mengalami gagal jantung (doktersehat.com)
Ada 2 golongan
yaitu penyakit jantung bawaan tidak biru dan biru. Salah satu contoh
penyakit jantung bawaan yang tidak biru adalah VSD atau Ventricular Septal Defect yaitu lubang pada sekat bilik jantung. Kasus lubang pada sekat bilik jantung, adalah penyakit jantung bawaan tidak biru yang sering ditemukan
pada anak Indonesia. Salah satunya disebabkan karena masih banyak
masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan. Sehingga saat hamil,
tak bisa memenuhi kebutuhan asupan gizi dan dengan lingkungan hidup yang
sehat. Selain karena kurangnya dukungan gizi,
antara lain merupakan salah satu penyebab tidak sempurnanya pertumbuhan
daerah sekat bilik jantung. Virus toksoplasma, rubella, dan paparan
radioaktif juga turut menyumbang kemungkinan keabnormalan pembentukan
jantung janin. Sedangkan faktor keturunan, walaupun jarang dapat menjadi
penyebab terjadinya Ventricular Septal Defect (meetdoctor.com).
Setelah tiga bulan usia anak kami, kami melakukan tes ekokardiografi yang kedua, dan bolong diantara biliknya mulai menutup menjadi sekitar 2,4 mm. Besar sekali harapan kami bilik jantung ini segera menutup :)
Hasil ecocardiografi kedua dengan lubang sekitar 2,4 mm pada usia 3 bulan
kami selalu rutin setiap bulan melakukan kontrol ke dokter spesialis anak, dan alhamdulillah anak kami pun tidak pernah bermasalah dengan berat badan dan tinggi badannya, malah diatas persentil 90% kalau dilihat di growht chart WHO, dan juga tidak pernah bermasalah dengan pernafasannya.
pada saat usia 1 tahun, kami melakukan tes ekokardiografi lagi, saat itu dokter bulak balik tesnya, laamaaa banget, dan alhamdulillah lubang VSD pada anak kami telah menutup dengan sempurna. Alhamdulillah... kami tidak perlu kontrol2 lagi, alhamdulillah :)
Hasil ecocardiografi ketiga, Alhamdulillah lubangnya telah menutup :)
Sekedar informasi biaya echocardiografi di RSIA Hermina Palembang Rp. 675 ribu, dengan biaya dokter anak Rp 191.000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar